1. Pertumbuhan Kerajaan Sriwijaya.
Sejarah Kerajaan Sriwijaya adalah bagian penting dari Sejarah
Indonesia. Kerajaan inilah yang mula-mula merebut kedudukan internasional. Kerajaan Sriwijaya pernah
menguasai perniagaan-dunia antara India dan Tiongkok.
Pengetahuan kita tentang Kerajaan Sriwijaya tidak banyak.
Sumber pengetahuan kita ialah
a. beberapa prasasti
b. catatan2 dan Sejarah Tiongkok
c. keterangan beberapa orang musafir Arab.
Teranglah bahwa riwayat Kerajaan Sriwijaya tidak lengkap dan
mungkin berubah bila terdapat pula beberapa prasasti lagi atau catatan-catatan
lain!
Perjuangan dengan hutan tidak banyak hasilnya. Banyak pula
orang lebih suka mencari hasil hutan daripada bersawah seraya mendesak
batas-batas hutan. Bila ditebang, hutan mundur, bila sebentar dibiarkan hutan
maju pula. Mencari hasil hutan adalah pekerjaan yang lebih mudah. Hasil hutan
itu ialah rotan, damar, kemenyan, gading gajah. Ditangkap orang juga : gajah,
harimau, kera, bermacam-macam burung.
Sawah ladang tidak cukup menghasllkan beras untuk seluruh
penduduk, maka didatangkanlah beras itu dari daerah lain. Kerajaan Sriwijaya
hidup ,,dari laut” artinya : pelayaran dan perniagaan menyamin hidup rakyát.
Demikianlah nasib manusia sepanyang pantai Andalas - Timur : Kerajaan Melayu, Kerajaan
Sriwijaya dan Kerajaan Tulangbawang. Sejarah Kerajaan Melayu dan Kerajaan
Tulangbawang belum banyak diketahui. Hanya Kerajaan Sriwijaya yang akan dibicarakan
lebih dalam dan Iebih lanjut.
Permulaan Kerajaan Sriwijaya ialah riwayat saran2-bajaklaut
pada muara sungai Musi. Sarang ini berlindung dibelakang daerah rawa yang luas
dan berbahaya. Muara itu sukar dimasuki, karena delta2 Musi amat banyak jumlahnya.
Siapakah yang akan mengejar bajak-laut pada masa itu? Kerajaan Sriwijaya tidak hanya
hidup dari perampokan ! Bajak-laut tidak hanya merampok, mereka berniaga juga. Kerajaan
Sriwijaya bandar besar dan juga pangkalan bajak-laut.
Perniagaan Kerajaan Sriwijaya ialah pengumpulan barang2 dari
kepulauan kita. Barang2 ini diperdagangkan kepada pedagang2 asing. Kerajaan
Sriwijaya melayani juga kebuluhan raja2 Indonesia seluruhnya. Perdagangan
serupa ini disebut transito. Kapal2 yang berlayar ke-India atau keTiongkok amat
menderita karena perampokan2 Kerajaan Sriwijaya. Agar terhindar dan bahaya-rampok,
kapal2 itu dengan suka-rela berlabuh di Kerajaan Sriwijaya. Maka dihayarlah béa
atau upeti kepada raja, agar tidak dirampok. Bila mereka tidak mau berlabuh,
mereka dipaksa berlabuh. Béa itu bermacam 2 coraknya
a. bingkisan istimewa
b. béa sepadan dengan jumlah harga barang
c. béa menurut waktu berlabuh : makin lama berlabuh makin banyak
membayar.
Perlu diingat pula bahwa pelayaran zaman dahulu itu amat bergantung
kepada musim. Dimusim hujan kapal2 berlayar ke-Tiongkok, dimusirn panas pelayaran
ke-India herIangsung. Pelayaran itu amat bergantung kepada adanya angin, maka
oleh karena itu; Sering benar kapal2 itu terpaksa menantikan musim baik. Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu adalah pelabuhan yang
terbaik untuk menunggu musim balk : kadang2 kapal itu berbulan-bulan berlabuh
disitu
Pada waktu berlabuh pedagang2 itu berniaga, yahni
a. membeli barang2 Indonesia,
b. menimbun bahan makanan untuk pelayaran seterusnya,
c. menjual barang2-nya sendiri atau menukar barangnya dengan
barang2 lain.
Jelaslah bahwa Kerajaan Sriwijaya menyadi bandar-transito yang
besar. Banyak amat kapal 2 yang berlabuh disitu, dan Indonesia, India,
Tiongkok, Vietnam (Indo-Cina). Kerajaan Sriwijaya menyadi pasar-As.a-Tenggara
atau pusat-perniagaan di Asia - Tenggara. Itupun hanya dapat terjadi oleh
karena Kerajaan Sriwijaya sendiri berniaga dengan seluruh Asia : kapal
Sriwijaya merantau diseluruh Indonesia, Tiongkok, India, Afrika.
Saingan itu berakhirlah dengan kemenangan Kerajaan Sriwijaya.
Kerajaan Melayu diduduki, selat malaka dikuasai oleh Kerajaan Sriwijaya: setiap
kapal dalam perairan Selat Malaka harus berlabuh di Kerajaan Sriwijaya! Kekuasaan
Kerajaan Sriwijaya dilaut belum juga terjamin. KapaI2 dari Selatan (yahni Indonesia
sendiri) belum berlabuh di Kerajaan Sriwijaya. Maka dikalahkanlah juga Kerajaan
Tulangbawang dan diduduki berturut-turut: Kerajaan Tulangbawang dan Bangka
(686). Selat Karimata dikuasai juga oleh Kerajaan Sriwijaya. Setiap kapal dan
Selatan sejak itu harus berlabuh dibandar Kerajaan Sriwijaya.
Kecuali pelayaran di Lautan Jawa terdapat juga pelayaran
disebelah Barat Andalas antara pulau2 dari Andalas. KapaI2 Indonesia - Timur
dapat juga menghindarkan diri dari armada Kerajaan Sriwijaya: melalui Selat
Sunda terus ke-Barat. Penerobosan itu tentu merugikan Kerajaan Sriwijaya.
Penerobosan itu tidak dibiarkan saja. Kerajaan Tulangbawang, Lampung dan Sunda
diduduki. Selat Sunda-pun dikuasai oleh Kerajaan Sriwijaya. Peristiwa2 ini
tidak diketahui tahun terjadinya. Pasti sudah, bahwa Kerajaan Sriwijaya dapat
menguasai selurub Indonesia - Barat. Dengan sendiri pelayaran - dunia dikuasai
benar2 o!eh Kerajaan Sriwijaya. Pelayaran - internasional itu tentu melalui
daerah pêrairan Kerajaan Sriwijaya: Selat Malaka, Selat Karimata, Selat Sunda.
Pangkalan2 Kerajaan Sriwijaya siap selalu, dan armadanya
merantau terus agar tidak terdapat suatu kapal yang meloloskan diri dan
persembahan upeti kepada Kerajaan Sriwijaya. Daerah2 Indonesia lainnya :
Indonesia-Tengah dan Indonesia-Timur juga terpaksa membayar béa kepada Kerajaan
Sriwijaya. Mereka tidak dapat ikut-serta dengan perniagaan dunia, bila Kerajaan
Sriwijaya tidak mengizinkan. Kerajaan Sriwijaya dapat menyadi kerajaan yang
mashur lagi kuat. Akan tetapi masih terdapat juga sesuatu yang merintangi
kekuasaan itu, yahni Ligor di semenanjung Malaya.
Ligor itu sempit benar tanahnya. Jarak antara Laut India dan
Laut Tiongkok Selatan hanya 1 km. KapaI2 berlabuh dipantai Barat. Barang2
diangkut dengan kuda, gajah atau budak-belian kepantai Timur (Laut Tiongkok).
Disebelah Timur menunggu sudah kapal2 untuk meneruskan barang2 itu ke Tiongkok.
Ligor atau Kra penting benar bagi perniagan-dunia:
- Perjalanan India —>Tiongkok dan Tiongkok—> India sangat dipersingkat,
- Bahaya bajak-laut berkurang
- Kapal2 tidak pelu berlabuh di Kerajaan Sriwijaya artinya tidak membayar béa dan upeti kepada maharaja Kerajaan Sriwijaya.
Dan masih dapat diperdagangkan pula timah dan tambang2 timah
di Malaya. Dengani tidak ragu2 Kerajaan Sriwijaya menyerang Ligor (Malaya). Malaya
ditaklukkan dan Ligor diduduki. Didirikanlah sebuah pangkalan dan benteng
Pandura yang kuat disitu. (775).
Pendudukan Ligor berarti bahwa Kerajaan Sriwijayanbbenar2
menguasai Indonesia-Barat dan Indonesia-Utara. Gerak-gerik pelayaran dunia
bergantung kepada kehendak Kerajaan Sriwijaya: Kerajaan Sriwijaya menjadi suatu
negarabinternasional.
Kerajaan Sriwijaya dapat menyadi pusat-perniagaan
Asia-Tenggara karena ia dapat memaksakan kehendaknya kepada semua kerajaan
sekitarnya. Jalan perniagaan-dunia tentu melalui Kerajaan Sriwijaya:
India =>Kerajaan Sriwijaya.=>.Tiongkok
Oleh karena itu Kerajaan Sriwijaya menjadi kota-internasional,
pasar-internasional. keadaan itu tentu meluaskan pandangan orang Kerajaan
Sriwijaya. Mereka tidak picik dan tidak lekas putus asa, oleh karena selalu berhubungan
dengan negara2
lain. Mereka merantau kemana-mana. Sudah tentu orang Kerajaan
Sriwijaya tidak bersifat budak dan tidak merasa takut2 kepada raja dan
bangsawan. Rakyat, bangsawan dan raa bersama-sama berniaga. Bangsawan dan raja
memiliki kapal2 dagang. Mereka percayakan miliknya kepada ahli2 perniagaan dan
ada juga yang berniaga sendiri.
Terdapat pula yang meminyamkan uang atau harta kepada
pedagang; mereka tinggal menerima bunga-uang itu saja. Kekayaan mengalir ke Kerajaan
Sriwijaya : upeti, béa, hasil perniagaan. Urusan bandar diserahkan oleh raja kepada seorang syah-bandar
(raja-bandar). Syah-bandar empunya tugas untuk memungut upeti dan béa. Syahbandar
berkewajiban mengurus perniagaan-kraton (raja). Setiap pedagang-asing yang mempersembahkan bingkisan istimewa,
harus dibawa menghadap raja. Hulubalang menyelenggarakan pertahanan : angkatan-perang yakni
armada dan angkatan-darat. Raja dengan mudah membiayai angkatan-perang yang
kuat, Ia cukup banyak penghasilannya. Rakyatpun tidak segan2 mempertahankan negaranya.
Rakyat sadar benar bahwa pelajaran dan perniagaan binasa, bila armada tidak
kuat.
Terdapat pula yang meminyamkan uang atau harta kepada
pedagang; mereka tinggal menerima bunga-uang itu saja. Kekayaan mengalir ke Kerajaan
Sriwijaya : upeti, béa, hasil perniagaan.Urusan bandar diserahkan oleh raja kepada seorang syah-bandar
(raja-bandar). Syah-bandar empunya tugas untuk memungut upeti dan béa. Syahbandar
berkewajiban mengurus perniagaan-kraton (raja). Setiap pedagang-asing yang mempersembahkan bingkisan istimewa,
harus dibawa menghadap raja.
Hulubalang menyelenggarakan pertahanan : angkatan-perang yakni
armada dan angkatan-darat. Raja dengan mudah membiayai angkatan-perang yang
kuat, Ia cukup banyak penghasilannya. Rakyatpun tidak segan2 mempertahankan negaranya.
Rakyat sadar benar bahwa pelajaran dan perniagaan binasa, bila armada tidak
kuat.
Lukisan dari Hang Tuah menunjukkan betapa bebasnya pergaulan
raja dengan saudagar2. Antara raja dan rakyat ,,hinadéna”, tidak terlalu besar
perbedaannya. Maka dapatlah difahamkan, bahwa pen jembahan raja sebagai penjelmaan
Syiwa sukar diterima oleh rakyat. Perpecahan masyarakat oleh sistim-kasta dalam
golongan penyamin (rakyat) dan golongan terjamin (keraton) tidak ada. Rakyat,
bangsawan dan raja bersama-sama berniaga. Rakyat mempersembahkan upeti sebagai
pajak.
Agama Syiwa tidak lama bertahan di Andalas. Agama itu tidak
sesuai dengan keadaan masjarakat. Agama Syiwa dengan sistim kasta tidak memberi
kebebasan kepada rakyat. Agama Buddhalah yang amat maju di Andalas. Agama
Buddha tidak membeda-bedakan manusia, dan menganjurkan agar setiap manusia
berusaha sekuat-tenaga untuk mencapai bahagia yang tertinggi. Setiap manusia dapat
mencapai kebahagiaannya. Agama Syiwa memberi tempat istimewa kepada ksateria
dan Brahmana dan terutama kepada raja. Raja itu dewa! Tetapi agama Buddha
mengakui persamaan manusia! Jelas agaknya bahwa Kerajaan Sriwijaya memiIih
agama Buddha karena agama itu lebih sesuai dengan keadaan masyarakat dan jiwa
rakyat.
Pelaut, perantau dan pedagang selalu terpaksa berfikir, selalu
dipaksa mempergunakan akalnya. Laut penuh dengan bahaya. Berdagang artinya mencari
untung! Bila berniaga atau merantau, Ia selalu berhadapan dengan manusia lain,
entah siapa. Bila ia lemah atau tunduk tentu kalah Ia rugi dan mungkin mati!
Maka tidak ada seorang pelaut atau seorang pedagang yang menyerah saja kepada
nasib.
Agama Buddha berkembang di Kerajaan Sriwijaya! Jaja2 Kerajaan
Sriwijaya sangat berusaha agar kemajuan dagang seimbang dengan kemajuan agama.
Pusat agama Buddha di Asia ialah India - Utara dikota Nalanda. Banyak benar
musafir2 Asia yang berkun- jung ke-Nalanda untuk:
b. mempelajari agama Buddha di Sekolah-Tinggi Nalanda.
Sebelum meneruskan perjalanan ke India, musafir2 ini kebanyakan
singgah di Kerajaan Sriwijaya. Mereka suka benar diam disitu. Kerajaan
Sriwijaya juga mempunyai Sekolah Tinggi seperti Nalanda. Pada Sekolah-Tinggi itu terdapat suatu wihara tempat diam
para ahli agama Buddha) dengan ashrama. Selama musafir2 itu singgah di Kerajaan
Sriwijaya mereka dijamin sepenuhnya oleh raja Kerajaan Sriwijaya. Bila mereka
hendak pulang, atau hendak meneruskan perjalanannya ke India, kapal2 kerajaan
mengangkut mereka dengan percuma. Amat besar jasa raja2 terhadap agama Buddha,
amat besar sedekahnya. Pada Sekolah Tinggi itu musafir2 itu dapat mempelajari
teologia Buddha (ilmu agama), bahasa Sanskerta. Guru2 di Kerajaan Sriwijaya
termasyhur diseluruh Asia: banyak orang datang untuk mengikuti kuliah2 para
maha-guru Kerajaan Sriwijaya.
Dharmmapala (± 600) adalah seorang mahaguru India yang pernah
memberi kuliah di Kerajaan Sriwijaya. Syakyakirti (± 670) adalab seorang
guru-besar Indonesia yang tersohor diseluruh Asia. KItab2 teologia karangan
Syakyakirti sekarangpun masih dipelajari di Sailan, Tiongkok, Jepang, Tibet. Sekolah-tinggi
Kerajaan Sriwijaya sejajar dengan Nalanda, lebih2 karena perpustakaan Kerajaan
Sriwijaya amat besar.
Kitab2 teologi lengkap benar. Seorang musafir Tionghoa
bernama I- Tsing lama tinggal di Kerajaan Sriwijaya. Ia menyalin kitab2
teoiogia (685). Pekerjaan itu tidak dapat diselesaikan sendiri, karena terlalu
amat banyaknya kitab2 yang hendak disalin itu. Maka pulanglah Ia ke-Tiongkok
untuk mendatangkan pembantu2.
Perpustakaan Kerajaan Sriwijaya penting benar. Pada zaman itu
belumlah terdapat percetakan. Kitab2 tertulis diatas daun siwalan atau ron-tat
(= daun pohon tal). Daun-tal atau ron-tal kemudian disebut lontar. Bahasa
kitab2 ialah Sanskerta dan bahasa Indonesia kuno. Bahasa Indonesia itu disebut
bahasa Kwun-Lun oleh I-Tsing. Pekerjaan I-Tsing ialah:
a. menyailn kitab2 bahasa Sanskerfa
b. menterjemahkan kitab2 bah. Sansekerta dan bahasa Kwun-Lun
dalam bahasa Tionghoa.
Perbuatan I-Tsing membuktikan, bahwa bahasa Kwun Lun itu
terkenal di Asia. Sudah tentu kuiiah2 di Sekolah Tinggi Kerajaan Sriwijaya diberikan
dalam bahasa itu. Agama Buddha amat ditaati dan dipelajari di Kerajaan
Sriwijaya. Apakah sebabnya bahwa di Kerajaan Sriwijaya tidak terdapat candi2
Buddha yang indah2 ? Mengapa candi2 itu hanya terdapat di Jawa saja?
Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan-dagang. Rakyat - Kerajaan
Sriwija yaitu pelaut. Penghidupan pelaut tidak teratur seperti penghidupan
petani. Pelaut banyak merantau. Waktu beristirahat tidak tentu. Waktu bekerja
tidak tentu. Petani selalu beristira’hat, bila padi sudah ditanam. Ia
beristirahat sampai waktu pemotongan padi.
Rakyat Kerajaan Sriwijaya sukar dikenakan kerja-paksa (= rodi
= buncang-haji). Lagi pula penduduk Kerajaan Sriwijaya tidak cukup banyak untuk
diperintahkan mendirikan candi2. Meskipun Kerajaan Sriwijaya kaya-raja tidak mudah juga baginya
mendatangkan ahli2 bangunan. Budak-belian untuk membuat candi2 tak mudah
dikerahkan. Bekas2 agama Buddha di Kerajaan Sriwijaya, tidak banyak, karena
tidak cukup orang dan waktu untuk menciptakan bangunan2 yang indah2.
Kerajaan Sriwijaya masyhur sebagai negeri agama Buddha, yakni
pusat ilmu teologia: Suwarna-dwipa (= Andalas) adalah markas-besar agama Buddha
di Timur dan pendeta-tertingginya adalah ahli teologia yang tertinggi pada
zaman itu. Demikian ucapan seorang murid Dharmakirti mahaguru Kerajaan
Sriwijaya, yang bernama Dipangkara Sjrij-nyata (± 1000). Dipangkara adalah
pedeta Buddha yang tersohor dan terbesar di Tibet (± 1000).
3. Sumber-sumber Berita Kerajaan
Sriwijaya
a. Berita
Cina
Berita ini
ditulis oleh I-tsing. Ia sebagai pendeta Budha ingin melawat ke India. Dalam perjalanannya
singgahlah ia di Kerajaan Sriwijaya. Di sinilah I-tsing mempelajari tatabahasa
Sanskerta, selama enam bulan. Kecuali di Kerajaan Sriwijaya, I-tsing juga
singgah di Kerajaan Melayu.
Setelah
sepuluh tahun tinggal di India, pada tahun 685 kembalilah I-tsing ke Kerajaan
Sriwijaya. Empat tahun ia tinggal di Kerajaan Sriwijaya. Perjalanan I-tsing ke
India dan Kerajaan Sriwijaya ditulisnya sebagai catatan. Catatan I-tsing inilah
kemudian dapat kita jadikan salah satu sumber dalam mempelajari sejarah Kerajaan
Sriwijaya.
b. Lima buah
prasasti di Sumatera
Di Sumatera
terdapat lima buah prasasti, yang dapat dijadikan sumber dalam mempelajari
sejarah Kerajaan Sriwijaya. Lima buah prasasti tersebut bertuliskan huruf Pallawa,
dan berbahasa Melayu Kuno. Kelima buah prasasti itu terdapat di:
—dekat
Palembang, yaitu prasasti: Kedudukan Bukit, Talang Tuo, dan Telaga Batu.
—Kota Kapur
(Bangka).
—Karang
Birahi (Jambi hulu).
4. Kemajuan-kemajuan Kerajaan Sriwijaya
Puncak
kemajuan Kerajaan Sriwijaya tercapai pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra.
Raja yang cakap bernama Balaputradewa. Ia naik tahta pada tahun 850. Di bawah
pemerintahannya Kerajaan Sriwijaya tampil sebagai negara besar. Pada masa
pemerintahan Balaputradewa, banyak putra Kerajaan Sriwijaya yang dikirimkan
belajar ke luar negeri. Terutama ke perguruan tinggi Nalanda di Benggala India
Salah satu
bangunan yang menunjukkan kemajuan Kerajaan Sriwijaya ialah candi di Muara
Takus. Candi itu berbentuk stupa. Muara Takus terletak di hulu Sungai Kampar
(Sumatra).
5. Berakhirnya Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya
mulai lemah sejak abad ke-l 1. Kelemahan Kerajaan Sriwijaya antara lain disebabkan oleh
peristiwa-peristiwa sebaga berikut:
a.Serangan
Raja Rajendra dan Colamandala (India).
Pada tahun
1025 Kerajaan Sriwijaya diserang oleh Colamandala. Sri
Sanggrawijayatunggawarman Raja Kerajaan Sriwijaya yang bertahta pada waktu itu
ditawan. Sesudah peristiwa inii Kerajaan Sriwijaya masih tetap berdiri. Namun
demikian keadaannya lemah.
b. Serangan
Raja Kertanegara dari Singasari.
Pada tahun
1275 Raja Kertanegara menyerang Melayu. Peristiwa itu terkenal dengan nama
expedisi Pamalayu. Karena Melayu merupakan bagian kekuasaan Kerajaan Sriwijaya,
maka expedisi Pamalayu itu makin memperlemah Kerajaan Sriwijaya.
Dengan
berdirinya. Kerajaan Majapahit, Kerajaan Sriwijaya makin tenggelam. Akhirnya
pada tahun 1377 tamatlah riwayat Negara Nasional Indonesia pertama atau Kerajaan
Sriwijaya tersebut.
EmoticonEmoticon