Asal-usul Bangsa Indonesia

Zaman Prasejarah

Manusia purba jenis Pithecanthropus Erectus, Meganthropus, dan Homo belum mengenal beliung persegi. Alat-alat mereka berupa kapak perimbas, alat serpih, dan alat-alat dan tulang. Manusia mana yang mempunyai kebudayaan beliung persegi ?

Beliung persegi ialah alat-alat yang dimiliki oleh bangsa Austronesia. Jadi, kebudayaan bangsa Austronesialah yang menghasilkan beliung persegi. Dan penyelidikan membuktikan, bahwa beliung persegi tersebut berasal dan Yunnan.

Di manakah letak daerah Yunnan ? Pada peta itu jelas, bahwa daerah Yunnan terletak di hulu sungai-sungai besar di Asia Tenggara. Yaitu Sungai Mekhong dan Sungai Salwin. Dengan demikian tahulah kita sekarang, bahwa di situlah semula bangsa Austronesia bertempat tinggal.

Dengan melalui lembah-lembah Sungai Mekhong dan Salwin, bangsa Austronesia menghilir. Kemudian sampailah mereka di Hindia Belakang. Di tempat baru itu mereka mengenal laut, dan timbullah keinginannya berlayar. Maka dibuatnyalah perahu-perahu bercadik.

Dengan perahu-perahu bercadik bangsa Austronesia berlayar ke Malaka, Sumatra, Jawa, Bali, dan seterusnya. Di samping itu ada pula yang berlĂ yar ke Kalimantan. Akhirnya bangsa Austronesia itu di seluruh kepulauan Indonesia.

Datangnya bangsa Austronesia di Kepulauan Indonesia terjadi kira-kira pada tahun 2.000 s.M. Bangsa Austronesia inilah nenek moyang bangsa Indonesia.


Menjelang Jaman Sejarah

Pada tahun 2.000 s.M. bangsa Austronesia di Kepulauan Indonesia. Mereka telah mempunyai kepandaian bercocok tanam, beternak. Kedatangan bangsa Austronesia membawa pengaruh kebudayaan. Maka tumbuhlah kebudayaan baru di Indonesia. Sebelum mereka datang, manusia purba Indonesia baru mengenal berburu dan meramu. Alat-alatnya terbuat dan batu yang belum diasah. Hidupnya masih berpindah-pindah. Setelah mereka datang, penduduk Indonesia rnulai memasuki masa bercocok tanam. Alat-alatnya beliung persegi, dan terbuat dan batu yang telah diasah. Hidup mereka telah menetap.

Datangnya bangsa Austronesia di Indonesia bukan hanya sekali. Mereka datang secara bergelombang. Pada kira-kira tahun 500 s.M., datanglah bangsa Austronesia gelombang kedua. Mereka membawa kebudayaan yang baru lagi. Yaitu kebudayaan yang menghasilkan alat-alat dan perunggu dan besi. Pada saat inilah dimulainya pada pertukangan.

Pada masa ini manusia benar-benar menetap, tidak berpindah-pindah lagi. Mulailah mereka membentuk kelompok-kelompok. Makin lama makin besarlah kelompok-kelompok itu, akhirnya menjadi desa-desa. Penduduk desa memilih salah seorang warganya menjadi pemimpin. Pemimpin tersebut dipilih bagi yang mempunyai keistimewaan atau kehebatan. Dialah yang kemudian menjadi Kepala Suku.

Kepala Suku sangat dihormati. Baik dia masih hidup, maupun telah meninggal. Untuk mengenang jasa seorang Kepala Suku yang meninggal, dibangunlah bangunan megalitik yang berupa menhir. Untuk memuja rohnya, dibuatlah dolmen. Sedangkan jenazahnya dikuburkan dalam peti kubur batu.

Perkembangan selanjutnya sesudah pertukangan, ialah perdagangan,dengan cara tukar-menukar barang. Di samping itu ketrampilan mereka dalam hal berlayar meningkat pula.

Uraian di atas membentangkan keadaan bangsa Indonesia menjelang jaman sejarah. Secara singkat dapat disimpulkan sebagai berikut:


Menjelang jaman sejarah bangsa Indonesia telah melaksanakan tata kehidupan yang teratur. Berturut-turut mereka telah mengenal: berburu, bercocok tanam, beternak, pertukangan, perdagangan, pelayaran, seni bangunan, dan seni hias. Dan meskipun masih sederhana, mereka telah mempunyai tata pemerintahan serta kepercayaan.

Dengan bermodalkan kebudayaan yang telah dimiliki itulah bangsa Indonesia menerima pengaruh baru yang kemudian masuk ke Indonesia. Pengaruh tersebut ialah pengaruh Hindu dan Budha.



First


EmoticonEmoticon