Kerajaan Medang Bumi Mataram

1. Pendahuluan.
Nama Mataram terkenal di Indonesia sebagal sebutan daerah Jokja. Terkenal juga sebagai nama kerajaan Mataram di daerah itu. Sebelum kerajaan Mataram di Jokja itu didirikan, terdapatlah di Jawa-Tengah suatu negara Mataram yang disebut Medangi-bhumi-Mataram. Kerajaan Mataram meliputi seluruh Tanah Air kita. Dan beberapa daerah di India, Indocina, dan Malaya termasuk negara Mataram juga. Mataram amat termashur, karena luas dan kuat sekali.

Maka oleh karena itu cita2 Bangsa kita selalu terpengaruh oleh Medang-i-bhumi Mataram. Kita selalu berusaha agar kebesaran Indonesia-Mataram bangkit lagi. Mataram (di Jokja) adalah usaha mendirikan Medang-i-bhumi-Mataram lagi oleh Sultan Agung.

Kebesaran Mataram itu terasa dimana-mana: Borobudur, Mendut dsb.
Akan tetapi sejarah Mataram tidak diketahui dengan pasti. AhIi2 Sejarah Indonesia belum dapat menentukan riwajat kerajaan besar itu. Mungkin sekali rahasia Mataram akan terbuka bila banyak pemuda Indonesia sanggup menjadi ahli Sejarah Kebangsaan.

2. Timbulnya Mataram.
Pengetahuan kita tentang Mataram sedikit sekali. Riwajat-Mataram tentu berubah bila para ahli2 Sejarah Indonesia mengumumkan hasil2 penyelidikan yang lebih lanjut. Negara Medang-i-bhumi-Mataram terletak di Jawa-Tengah. Nama negara itu sebenarnya Medang dan ibu kota disebut Medang Kamulan (terletak didaerah Brobogan-Purwodadi). Medang Kamulan artinya Medang yang mula2, Medang yang tertua atau Medang asli. Nama ini menunjukkan bahwa ibu-kota (keraton) kemudian berpindah keláin daerah.

Di zaman permulaan keraton Medang, pulau Jawa lain benar bentuknya  dari-pada sekarang. Gunung Muria masih merupakan pulau. Kali Lusi masih merupakan suatu teluk. Semarang belum ada dan terdapatlah disitu pelabuhan Bergota.
Kerajaan Medang Kamulan meliputi daerah Semarang, Demak dan Purwodadi, Sepanyang pantai Laut Jawa, teluk Maria dan teluk Lusi.

Daerah ini menyerupai Sriwijaya, Taruma Negara. Medang terletak dipantai, dan mempunyai pelabuhan yang amat baik (Bergota). Oleh karena itu Medang menjadi negara perniagaan. Seperti negara Mulawarman di Kutai, dan seperti Sri Wijaya, Bergota itu bandar-penimbun-barang dari Indonesia-Timur. Bergota adalah bandar-transito: pedagang-pedagang datang untuk menukarkan barangnya dengan barang yang tersedia disitu. Bergota merupakan pusat perdagangan di Indonesia-Tengah dan Indonesia-Timur.

Kecuali itu Bergota juga menjadi bandar-perbekalan: kapal2 datang membeli bahan makanan dan air. Kapal2 berlabuh untuk menunggu musim baik. Bergota mudah benar menjadi bandar-perbekalan, karena persediaan garam. Penduduk Medang cukup padat untuk memelihara sawah dan empang2 garam. Pesisir cukup banyak orangnya untuk berlayar dan berniaga. Sri-Wijaya hanya merupakan Negara berdagang, Taruma adalah negara-petani. Karena kedudukan yang baik dan karena tanah yang subur serta penduduk yang padat. Medang dapat meningkat menjadi negara-berdagang dan negara-petani.

Karena perdagangan terus meluas, Bergota makin lama makin ‘banyak membutuhkan perbekalan beras. Selama Medang dapat memenuhi kebutuhan itu, tidak terjadi suatu apa. Akan tetapi setelah kebutuhan bertambah 2 besar, berubah siasat Medang. Bila persediaan perbekalan tidak cukup, kapal2 tidak akan berlabuh lagi di Bergota. Bila pelayaran berkurang, penghasilan keraton berkurang juga. KapaI2 itu membayar béa, perdagangan beras menimbulkan kekajaan yang tidak sedikit. Maka mati-hidup keraton Medang tergantung dan penghasilan beras.

Setelah ternyata bahwa Medang kekurangan beras, mulailah Medang meluaskan daerahnya. Perluasan daerah ini terjadi ke-Selatan dan ke-Timur. Perluasan atau ekspansi Medang ialah ekspansi ke-daerah2 yang menghasilkan padi dan terutama tanah datar Kedu adalah daerah padi

3. Agama Syiwa di Medang.
Perniagaan dan pelayaran Medang menghubungkan keraton dengan daerah2 lain di Indonesia dan daerah2 diluar Indonesia. Perhubungan dengan India membuka Medang: keraton Medang dihindukan. Raja Medang yang pertama terkenal dengan nama Sanna dan setelah ia menghindukan negaranya, ia disebut Sanna-ha. Keraton Medang makin lama makin maju dan jumlah orang Hindu yang didatangkan bertambah banyak. Agama Syiwa menjadi agama-negara di keraton dan di desa. Oleh karena itu candi2 Syiwa didirikan di Medang.

Candi itu didirikan untuk memakamkan raja2. Jenazah dibakar dan abu disimpan dalam tempayan emas. Tempayan itu disimpan dalam candi dan diatas abu itu ditempatkan arca-raja. Menurut kepercayaan nenek-moyang kita, roh nenek-moyang itu bersemayam digunung2 yang tinggi. Roh nenek-moyang raja2 berkumpul di pegunungan Diyeng atau Di.-htyang (tempat héyang = tempat kediaman nenek moyang) dibawah perlindungan ‘dewa2. Adapun dewa2 itu bersemayam disitu juga.

Maka dibuatnya candi2 atau makam2 nenek moyang di pegunungan Diyeng itu. Karena tinggi amat tempat penyembahan nenek moyang raja2 itu, dibuatnya tangga batu ke_candi2 itu. Dapatlah dibayangkan betapa hebatnya pawai raja dengan pengikutnya, bila satu tahun sekali berdatang sembah kehadlirat nenek-moyang di Diyéng. Candi2 di Diyéng menunjukkan ‘betapa hebatnya kerajaan Medang itu kala,berkuasa! Untuk membuat candi itu amat banyak orang dibutuhkan dan teranglah bahwa Medang itu padat penduduknya. Pembuatan candi2 itu terjadi atas perintah raja dan dikerjakan ‘oleh rakyat. Rakyat harus bekerja untuk raja atau menyalankan kerja-paksa, rodi atau buntyang-haji.Ahli2 Indonesia yang dididik oleb ahli2 Hindu dan sering dibantu oleb orang Hindu adalah pencipta candi2 itu.

4. Ekspansi Medang.
Sanna-ha digantikan oleh Sandjaya atau Samjaya artinya yang amat jaya, yang dapat menaklukkan segala sesuatu. Ia terkenal juga dengan nama kebesarannya: Srji Wiria-wairi-mathana-anugata-bhidhanah = Ia yang senama dengan pahlawan yang membinasakan semua musuh. Sanjaya memang raja yang luar Nasa. Ta dapat menguasai seluruh Tanah Air kita serta meluaskan daerahnya di Indo-Cina, Malaya dan India. Namanya terkenal di India dan amat dihormatilah ía sebagai raja yang gagah perkasa.

Adapun ekpansi Medang yang luar biasa itu mungkin, karena Medang dapat memeliliara angkatan-laut yang kuat serta angkatan darat yang besar. Mudah difahamkan hal ini, bila dipertandingkan dengan Sri-Wijaya. Perluasan perniagaan selalu bersamaan dengan perluasan angkatan-perang. Bila kapal2 dagang tidak dilindungi oleh kapal2 perang, bajak laut yang ‘berkuasa. Perluasan perniagaan berarti  juga perluasan-daerah pangkalan angkatan-Iaut harus tersedia diseluruh daerah.

Medang juga negara-petani yang padat penduduknya. Berkat penduduk yang padat itu, dapatlah disusun suatu angkatan-darat yang kuat. Setiap petani wa jib memanggul senjata untuk kepentingan raja. Dengan angkatan-perang itu Sanjaya dapat meluaskan daerahnya dengan mudah: angkatan laut untuk bergerak ‘diluar Jawa, angkatan darat mengikut untuk merebut dan menduduki daerah2 baru. Sri Wijaya pun dapat dikalahkan dan diduduki.

Dari sini Rahiyang Sanjaya menjeberang ke Malayu. Kemir (Kamboja) diperangi, rahiyang Gana dikalahkan. Kelingpun (India-Selatan) diserang.
Sri Wijaya dikalahkan, Barus diserang, ratu Ojajadana ditaklukkan.
Tiongkok (Campa) diserang, Pati Sarikaladarma ditaklukkan. Kemudian Rahiyang Sanjaya bertolak dari tanah seberang ke Galuh
Cerita Parahiyangan.

Sanjaya dapat mendirikan kerajaan yang belum pernah ada di Indonesia: Indonesia, Malaya, Indo-Cina. Kerajaan inilah yang menjadi idam-idaman Bangsa kita seterusnya dan cita2 Indonesia-Raja iniIah yang selalu dikejar ‘oleh Dharmmawangsyah, Kertanegara dan Gajah Mada. Karena kedudukan yang kuat •dan hebat itu putera Sanjaya berpermaisurikan seorang puteri India, dewi Tara. Dewi Tara adalah puteri Dharmmapala raja Benggala. Putera itulah yang menjempurnakan Medang dan terkenallah ía dengan nama Sjri Maharaja Kariyàna Panamkaranah atau Pancapana Rakai Panangkaran atau Samarotungga (= yang terkemuka dalam peperangan).

5. Agama Buddha dalam Negara Mataram.
Sanjaya dan Pancana itu pemeluk agama Syiwa. Kedua raja itu amat berjasa dalam mengembangkan agama Syiwa. Mereka itu mendirikan candi’ untuk pemakaman raja dan untuk menyembah Syiwa. Candi’ dipegunungan Diyéng diperbesar dan diperindah. Dibuatnya pula candi2 baru di Prambanan yakni
a. candi2 untuk menjembah Syiwa
b. candi2 untuk memakamkan raja2 dan untuk menyembah roh nenek-moyang raja2.

Bagi rakyat candi2 itu sama artinya. Sebab roh2 nenek-moyang raja sudah bersatu dengan Syiwa. Maka bila rakyat menjembah Syiwa, sama artina dengan menjembah roh nenek-moyang raja. Raja yang masih hiduppun disembah, sebab raja itu penjelmaan Syiwa. Pengembangan agama Syiwa amat penting bagi raja. Penjembahan Syiwa berarti penjembahan raja dan makin hebat rakyat menjembah Syiwa, makin kuasalab raja.

Bila raja disembah sebagai Syiwa, rakyatt mengakui raja sebagai  Syiwa. Sudah tentu rakyat dengan ikhlas dan rela membaktikan kepada raja, harta, jiwa-raga, anak, isteri. Dengan agama Syiwa raja2 dapat memungut hasil yang sebanyak-banyaknya dari rakyat. Penjerahan hasil-bumi, ternak, harta benda dan juga tenaga untuk mendirikan candi2 yang besar, istana dan juga untuk memelihara bangunan2 itu.

Pancapana tidak memajukan agama Syiwa saja, ia mengembangkan agama Buddha juga. Hal ini aneh tampaknya. Pancapana sendiri beragama Syiwa. Akan tetapi Dewi Tara ‘beragama Buddha-Mahayana. Dewi Tara amat berusaha agar agama Buddha tersiar juga di Mataram. Usaha itu dibantu benar’ oleh Pancapana. Agama Buddha lambat laun memasuki keraton dan banyak benar kaum bangsawan yang menjadi penganut Buddha Raja2  Mataram sesudah Pancapana memeluk agama Buddha.

Pada tahun 778 Pancapana memerintahkan membuat candi Buddha di Kalasan. Candi itu hebat benar. Ditempatkan dalam candi itu arca perunggu, melukiskan Dewi Tara. Candi Kalasan kemudian diikuti oleh candi Borobudur, Mendut, Pawon dsb. Diantara candi itu candi Borobudurlah yang paling hebat dan paling indah. Candi Prambanan adalah candi-Syiwa yang terindah. candi Borobudur adalah candi Buddha yang tak ada taranya diseluruh dunia.

Menurut penjelidikan Dr. G.J. de Gasparis demikianlah arti candi2 itu : Candi Pawon-Mendut-Borobudur itu merupakan rangkaian candi Buddha yang besar (Pa-abu-an = Pa-awu-an = Pawon) Tempat pemakaman raja atau tempat menyimpan abu- jenazah raja.

Adalah pulau mulia, bernama jawa, yang tidak ada bandingannya tentang basil buminya, terutama hasil padi:
Kaya akan tambang emas yang semata-mata diakui kepunyaan oleb para dewata;
pulau yang penuh dengan tempat’ pemujaan suci, terutama pemujaan Iingga, tempat yang sangat mulia dan mengherankan, yang didirikan didaerah suci. Kunjarakunja namanya, untuk keselamatan dan kemakmuran dunia”.
Prasasti Sanjaya
Prof. Dr. Poerbacaraka — Riwajat Indonesia
muka 54/55

Medang disebut Kunjarakunja karena menyerupai suatu daerah suci di India. Kemudian timbul nama Medang-i-bhumi Mataram atau Medang ditanah Mataram. Arti kata Mataram ialah : yang sesuai dengan ibu atau yang menyerupai ibu (matr = ibu). Medang-i-bhumi-Mataram berarti Medang yang terletak disuatu negeri yang menyerupai Ibu. Yang dimaksud dengan ibu ialah daerah suci di India : lembah sungai Gangga. Maka jelaslah bahwa Medang itu suatu negeri yang terletak dalam daerah yang menyerupai tanah suci di India.

Raja2 Syailendra dapat mengubah suatu daerah di Jawa, hingga daerah itu menyerupai Iembah sungai suci Gangga. Dapat juga dikatakan bahwa Mataram menandingi tanah suci India, dengan tanah suci dalam negaranya sendiri. Perhatikanlah peta dan bandingkan Iembah Gangga —> Iembah Praga.

Mataram dengan bangga menandingi India dengan tidak meniru secara membabi buta. Borobudur tidak sama dengan suatu candi di India. Borobudur merupakan gunung maha-meru (atau su-meru) tempat bersemayam nenek-moyang Syailendra. Candi2 Pawon-Mendut-Borobudur melukiskan riwajat nenek-rnoyang-raja2 yang menjadi sempurna, yakni menjadi Buddha.

Mataram tidak hanya negara-Buddha saja, akan tetapi juga negara-Syiwa. Candi Prambanan atau candi Sewu melukiskan kebesaran nenek-moyang yang sudah bersatu dengan Syiwa. Maka Medang-i-bhumi-Mataram tidak saja rnenjadi negara-besar akan tetapi  juga menjadi Negara kebangsaan. Besar tidak karena meniru, akan tetapi besar dengan keyakinan sendiri, menurut adat kebiasaan sendiri. Mataram dapat mempergunakan ilmu2 dari India untuk meyempurnakan diri sendiri.

7. Runtuhnya Mataram.
Kerajaan Mataram hanya berdiri ± 100 tahun, antara 732 dan 850. Pancapana berputera dua orang dan kepada kedua puteranya inilah negara diwariskan. Maka pecahlah negara itu menjadi dua negara:
a. Mataram dibawah Rake Panunggalan.
b. Sri Wijaja dibawah Balaputradewa. Sejarah Mataram selanjutnya belum diketahui. Dapat ditentukan bahwa, kekuatan negara lenyap, bila persatuan negara pecah. Ketahuilah bahwa Tanah Air kita pernah berdiri sebagai negara yang terbesar di AsiaTenggara!
Bila, bila kita memulihkan kebesaran itu ? Apakah pekerjaan anak-cucu Medangi-bhumi-Mataram sekarang?



Sejarah Berdirinya Kerajaan Sriwijaya

1. Pertumbuhan Kerajaan Sriwijaya.    
                    
Sejarah Kerajaan Sriwijaya adalah bagian penting dari Sejarah Indonesia. Kerajaan inilah yang mula-mula merebut kedudukan  internasional. Kerajaan Sriwijaya pernah menguasai perniagaan-dunia antara India dan Tiongkok.
Pengetahuan kita tentang Kerajaan Sriwijaya tidak banyak. Sumber pengetahuan kita ialah

a. beberapa prasasti
b. catatan2 dan Sejarah Tiongkok
c. keterangan beberapa orang musafir Arab.
Teranglah bahwa riwayat Kerajaan Sriwijaya tidak lengkap dan mungkin berubah bila terdapat pula beberapa prasasti lagi atau catatan-catatan lain!

Kerajaan Sriwijaya terletak didekat kota Palembang sekarang, yakni pada perbatasan rawa dan hutan. Pada tempat itu hutan dirambah dan dapatlah didiami orang untuk bercocok tanam. Hutan-rimba ‘di Andalas sukar dibuka dengan alat yang bersahaja. Lagi pula amat cepat hutan yang dibuka itu tumbuh kembali, bila tidak terus-menerus dipelihara. Maka perkelahian antara hutan dan manusia hebat benar di Andalas. OIeh sebab itu orang lebih suka mencari penghidupan diatas air daripada disawah-ladang.

Perjuangan dengan hutan tidak banyak hasilnya. Banyak pula orang lebih suka mencari hasil hutan daripada bersawah seraya mendesak batas-batas hutan. Bila ditebang, hutan mundur, bila sebentar dibiarkan hutan maju pula. Mencari hasil hutan adalah pekerjaan yang lebih mudah. Hasil hutan itu ialah rotan, damar, kemenyan, gading gajah. Ditangkap orang juga : gajah, harimau, kera, bermacam-macam burung.

Sawah ladang tidak cukup menghasllkan beras untuk seluruh penduduk, maka didatangkanlah beras itu dari daerah lain. Kerajaan Sriwijaya hidup ,,dari laut” artinya : pelayaran dan perniagaan menyamin hidup rakyát. Demikianlah nasib manusia sepanyang pantai Andalas - Timur : Kerajaan Melayu, Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Tulangbawang. Sejarah Kerajaan Melayu dan Kerajaan Tulangbawang belum banyak diketahui. Hanya Kerajaan Sriwijaya yang akan dibicarakan lebih dalam dan Iebih lanjut.

Permulaan Kerajaan Sriwijaya ialah riwayat saran2-bajaklaut pada muara sungai Musi. Sarang ini berlindung dibelakang daerah rawa yang luas dan berbahaya. Muara itu sukar dimasuki, karena delta2 Musi amat banyak jumlahnya. Siapakah yang akan mengejar bajak-laut pada masa itu? Kerajaan Sriwijaya tidak hanya hidup dari perampokan ! Bajak-laut tidak hanya merampok, mereka berniaga juga. Kerajaan Sriwijaya bandar besar dan juga pangkalan bajak-laut.

Perniagaan Kerajaan Sriwijaya ialah pengumpulan barang2 dari kepulauan kita. Barang2 ini diperdagangkan kepada pedagang2 asing. Kerajaan Sriwijaya melayani juga kebuluhan raja2 Indonesia seluruhnya. Perdagangan serupa ini disebut transito. Kapal2 yang berlayar ke-India atau keTiongkok amat menderita karena perampokan2 Kerajaan Sriwijaya. Agar terhindar dan bahaya-rampok, kapal2 itu dengan suka-rela berlabuh di Kerajaan Sriwijaya. Maka dihayarlah béa atau upeti kepada raja, agar tidak dirampok. Bila mereka tidak mau berlabuh, mereka dipaksa berlabuh. Béa itu bermacam 2 coraknya

a. bingkisan istimewa
b. béa sepadan dengan jumlah harga barang
c. béa menurut waktu berlabuh : makin lama berlabuh makin banyak membayar.

Perlu diingat pula bahwa pelayaran zaman dahulu itu amat bergantung kepada musim. Dimusim hujan kapal2 berlayar ke-Tiongkok, dimusirn panas pelayaran ke-India herIangsung. Pelayaran itu amat bergantung kepada adanya angin, maka oleh karena itu; Sering benar kapal2 itu terpaksa menantikan musim baik. Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu adalah pelabuhan yang terbaik untuk menunggu musim balk : kadang2 kapal itu berbulan-bulan berlabuh disitu

Pada waktu berlabuh pedagang2 itu berniaga, yahni
a. membeli barang2 Indonesia,
b. menimbun bahan makanan untuk pelayaran seterusnya,
c. menjual barang2-nya sendiri atau menukar barangnya dengan barang2 lain.


Jelaslah bahwa Kerajaan Sriwijaya menyadi bandar-transito yang besar. Banyak amat kapal 2 yang berlabuh disitu, dan Indonesia, India, Tiongkok, Vietnam (Indo-Cina). Kerajaan Sriwijaya menyadi pasar-As.a-Tenggara atau pusat-perniagaan di Asia - Tenggara. Itupun hanya dapat terjadi oleh karena Kerajaan Sriwijaya sendiri berniaga dengan seluruh Asia : kapal Sriwijaya merantau diseluruh Indonesia, Tiongkok, India, Afrika.

Meskipun Kerajaan Sriwijaya berniaga sendiri, kapal2 asing tidak akan mau berlabuh disitu bila tidak dpaksa. Kerajaan Sriwijaya memang berkuasa untuk memaksa kapal2 asing. Mula2 terjadilah saingan hebat antara Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Kerajaan Melayu (Jambi). Kerajaan Melayu pun tidak berbeda riwayatnya dengan Kerajaan Sriwijaya. Antara 671 s.s.M. dan 692 s.s.M. Kerajaan Melayu bermusuhan dengan Kerajaan Sriwijaya.

Saingan itu berakhirlah dengan kemenangan Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Melayu diduduki, selat malaka dikuasai oleh Kerajaan Sriwijaya: setiap kapal dalam perairan Selat Malaka harus berlabuh di Kerajaan Sriwijaya! Kekuasaan Kerajaan Sriwijaya dilaut belum juga terjamin. KapaI2 dari Selatan (yahni Indonesia sendiri) belum berlabuh di Kerajaan Sriwijaya. Maka dikalahkanlah juga Kerajaan Tulangbawang dan diduduki berturut-turut: Kerajaan Tulangbawang dan Bangka (686). Selat Karimata dikuasai juga oleh Kerajaan Sriwijaya. Setiap kapal dan Selatan sejak itu harus berlabuh dibandar Kerajaan Sriwijaya.

Kecuali pelayaran di Lautan Jawa terdapat juga pelayaran disebelah Barat Andalas antara pulau2 dari Andalas. KapaI2 Indonesia - Timur dapat juga menghindarkan diri dari armada Kerajaan Sriwijaya: melalui Selat Sunda terus ke-Barat. Penerobosan itu tentu merugikan Kerajaan Sriwijaya. Penerobosan itu tidak dibiarkan saja. Kerajaan Tulangbawang, Lampung dan Sunda diduduki. Selat Sunda-pun dikuasai oleh Kerajaan Sriwijaya. Peristiwa2 ini tidak diketahui tahun terjadinya. Pasti sudah, bahwa Kerajaan Sriwijaya dapat menguasai selurub Indonesia - Barat. Dengan sendiri pelayaran - dunia dikuasai benar2 o!eh Kerajaan Sriwijaya. Pelayaran - internasional itu tentu melalui daerah pêrairan Kerajaan Sriwijaya: Selat Malaka, Selat Karimata, Selat Sunda.

Pangkalan2 Kerajaan Sriwijaya siap selalu, dan armadanya merantau terus agar tidak terdapat suatu kapal yang meloloskan diri dan persembahan upeti kepada Kerajaan Sriwijaya. Daerah2 Indonesia lainnya : Indonesia-Tengah dan Indonesia-Timur juga terpaksa membayar béa kepada Kerajaan Sriwijaya. Mereka tidak dapat ikut-serta dengan perniagaan dunia, bila Kerajaan Sriwijaya tidak mengizinkan. Kerajaan Sriwijaya dapat menyadi kerajaan yang mashur lagi kuat. Akan tetapi masih terdapat juga sesuatu yang merintangi kekuasaan itu, yahni Ligor di semenanjung Malaya.


Ligor itu sempit benar tanahnya. Jarak antara Laut India dan Laut Tiongkok Selatan hanya 1 km. KapaI2 berlabuh dipantai Barat. Barang2 diangkut dengan kuda, gajah atau budak-belian kepantai Timur (Laut Tiongkok). Disebelah Timur menunggu sudah kapal2 untuk meneruskan barang2 itu ke Tiongkok. Ligor atau Kra penting benar bagi perniagan-dunia:



  1.  Perjalanan India —>Tiongkok dan Tiongkok—> India sangat dipersingkat,
  2.  Bahaya bajak-laut berkurang
  3. Kapal2 tidak pelu berlabuh di Kerajaan Sriwijaya artinya tidak membayar béa dan upeti kepada maharaja Kerajaan Sriwijaya.
Dan masih dapat diperdagangkan pula timah dan tambang2 timah di Malaya. Dengani tidak ragu2 Kerajaan Sriwijaya menyerang Ligor (Malaya). Malaya ditaklukkan dan Ligor diduduki. Didirikanlah sebuah pangkalan dan benteng Pandura yang kuat disitu. (775).

Pendudukan Ligor berarti bahwa Kerajaan Sriwijayanbbenar2 menguasai Indonesia-Barat dan Indonesia-Utara. Gerak-gerik pelayaran dunia bergantung kepada kehendak Kerajaan Sriwijaya: Kerajaan Sriwijaya menjadi suatu negarabinternasional.

2. Kerajaan Sriwijaya Pusat Asia-Tenggara.

Kerajaan Sriwijaya dapat menyadi pusat-perniagaan Asia-Tenggara karena ia dapat memaksakan kehendaknya kepada semua kerajaan sekitarnya. Jalan perniagaan-dunia tentu melalui Kerajaan Sriwijaya:

India =>Kerajaan Sriwijaya.=>.Tiongkok

Oleh karena itu Kerajaan Sriwijaya menjadi kota-internasional, pasar-internasional. keadaan itu tentu meluaskan pandangan orang Kerajaan Sriwijaya. Mereka tidak picik dan tidak lekas putus asa, oleh karena selalu berhubungan dengan negara2
lain. Mereka merantau kemana-mana. Sudah tentu orang Kerajaan Sriwijaya tidak bersifat budak dan tidak merasa takut2 kepada raja dan bangsawan. Rakyat, bangsawan dan raa bersama-sama berniaga. Bangsawan dan raja memiliki kapal2 dagang. Mereka percayakan miliknya kepada ahli2 perniagaan dan ada juga yang berniaga sendiri.


Terdapat pula yang meminyamkan uang atau harta kepada pedagang; mereka tinggal menerima bunga-uang itu saja. Kekayaan mengalir ke Kerajaan Sriwijaya : upeti, béa, hasil perniagaan. Urusan bandar diserahkan oleh raja kepada seorang syah-bandar (raja-bandar). Syah-bandar empunya tugas untuk memungut upeti dan béa. Syahbandar berkewajiban mengurus perniagaan-kraton (raja). Setiap pedagang-asing  yang mempersembahkan bingkisan istimewa, harus dibawa menghadap raja. Hulubalang menyelenggarakan pertahanan : angkatan-perang yakni armada dan angkatan-darat. Raja dengan mudah membiayai angkatan-perang yang kuat, Ia cukup banyak penghasilannya. Rakyatpun tidak segan2 mempertahankan negaranya. Rakyat sadar benar bahwa pelajaran dan perniagaan binasa, bila armada tidak kuat.

Terdapat pula yang meminyamkan uang atau harta kepada pedagang; mereka tinggal menerima bunga-uang itu saja. Kekayaan mengalir ke Kerajaan Sriwijaya : upeti, béa, hasil perniagaan.Urusan bandar diserahkan oleh raja kepada seorang syah-bandar (raja-bandar). Syah-bandar empunya tugas untuk memungut upeti dan béa. Syahbandar berkewajiban mengurus perniagaan-kraton (raja). Setiap pedagang-asing  yang mempersembahkan bingkisan istimewa, harus dibawa menghadap raja.

Hulubalang menyelenggarakan pertahanan : angkatan-perang yakni armada dan angkatan-darat. Raja dengan mudah membiayai angkatan-perang yang kuat, Ia cukup banyak penghasilannya. Rakyatpun tidak segan2 mempertahankan negaranya. Rakyat sadar benar bahwa pelajaran dan perniagaan binasa, bila armada tidak kuat.

Lukisan dari Hang Tuah menunjukkan betapa bebasnya pergaulan raja dengan saudagar2. Antara raja dan rakyat ,,hinadéna”, tidak terlalu besar perbedaannya. Maka dapatlah difahamkan, bahwa pen jembahan raja sebagai penjelmaan Syiwa sukar diterima oleh rakyat. Perpecahan masyarakat oleh sistim-kasta dalam golongan penyamin (rakyat) dan golongan terjamin (keraton) tidak ada. Rakyat, bangsawan dan raja bersama-sama berniaga. Rakyat mempersembahkan upeti sebagai pajak.

Agama Syiwa tidak lama bertahan di Andalas. Agama itu tidak sesuai dengan keadaan masjarakat. Agama Syiwa dengan sistim kasta tidak memberi kebebasan kepada rakyat. Agama Buddhalah yang amat maju di Andalas. Agama Buddha tidak membeda-bedakan manusia, dan menganjurkan agar setiap manusia berusaha sekuat-tenaga untuk mencapai bahagia yang tertinggi. Setiap manusia dapat mencapai kebahagiaannya. Agama Syiwa memberi tempat istimewa kepada ksateria dan Brahmana dan terutama kepada raja. Raja itu dewa! Tetapi agama Buddha mengakui persamaan manusia! Jelas agaknya bahwa Kerajaan Sriwijaya memiIih agama Buddha karena agama itu lebih sesuai dengan keadaan masyarakat dan jiwa rakyat.

Pelaut, perantau dan pedagang selalu terpaksa berfikir, selalu dipaksa mempergunakan akalnya. Laut penuh dengan bahaya. Berdagang artinya mencari untung! Bila berniaga atau merantau, Ia selalu berhadapan dengan manusia lain, entah siapa. Bila ia lemah atau tunduk tentu kalah Ia rugi dan mungkin mati! Maka tidak ada seorang pelaut atau seorang pedagang yang menyerah saja kepada nasib.

Agama Buddha berkembang di Kerajaan Sriwijaya! Jaja2 Kerajaan Sriwijaya sangat berusaha agar kemajuan dagang seimbang dengan kemajuan agama. Pusat agama Buddha di Asia ialah India - Utara dikota Nalanda. Banyak benar musafir2 Asia yang berkun- jung ke-Nalanda untuk:

a. beziarah di Tanah Suci (India).
b. mempelajari agama Buddha di Sekolah-Tinggi Nalanda.

Sebelum meneruskan perjalanan ke India, musafir2 ini kebanyakan singgah di Kerajaan Sriwijaya. Mereka suka benar diam disitu. Kerajaan Sriwijaya juga mempunyai Sekolah Tinggi seperti Nalanda. Pada Sekolah-Tinggi itu terdapat suatu wihara  tempat diam para ahli agama Buddha) dengan ashrama. Selama musafir2 itu singgah di Kerajaan Sriwijaya mereka dijamin sepenuhnya oleh raja Kerajaan Sriwijaya. Bila mereka hendak pulang, atau hendak meneruskan perjalanannya ke India, kapal2 kerajaan mengangkut mereka dengan percuma. Amat besar jasa raja2 terhadap agama Buddha, amat besar sedekahnya. Pada Sekolah Tinggi itu musafir2 itu dapat mempelajari teologia Buddha (ilmu agama), bahasa Sanskerta. Guru2 di Kerajaan Sriwijaya termasyhur diseluruh Asia: banyak orang datang untuk mengikuti kuliah2 para maha-guru Kerajaan Sriwijaya.

Dharmmapala (± 600) adalah seorang mahaguru India yang pernah memberi kuliah di Kerajaan Sriwijaya. Syakyakirti (± 670) adalab seorang guru-besar Indonesia yang tersohor diseluruh Asia. KItab2 teologia karangan Syakyakirti sekarangpun masih dipelajari di Sailan, Tiongkok, Jepang, Tibet. Sekolah-tinggi Kerajaan Sriwijaya sejajar dengan Nalanda, lebih2 karena perpustakaan Kerajaan Sriwijaya amat besar.

Kitab2 teologi lengkap benar. Seorang musafir Tionghoa bernama I- Tsing lama tinggal di Kerajaan Sriwijaya. Ia menyalin kitab2 teoiogia (685). Pekerjaan itu tidak dapat diselesaikan sendiri, karena terlalu amat banyaknya kitab2 yang hendak disalin itu. Maka pulanglah Ia ke-Tiongkok untuk mendatangkan pembantu2.

Perpustakaan Kerajaan Sriwijaya penting benar. Pada zaman itu belumlah terdapat percetakan. Kitab2 tertulis diatas daun siwalan atau ron-tat (= daun pohon tal). Daun-tal atau ron-tal kemudian disebut lontar. Bahasa kitab2 ialah Sanskerta dan bahasa Indonesia kuno. Bahasa Indonesia itu disebut bahasa Kwun-Lun oleh I-Tsing. Pekerjaan I-Tsing ialah:

a. menyailn kitab2 bahasa Sanskerfa
b. menterjemahkan kitab2 bah. Sansekerta dan bahasa Kwun-Lun dalam bahasa Tionghoa.

Perbuatan I-Tsing membuktikan, bahwa bahasa Kwun Lun itu terkenal di Asia. Sudah tentu kuiiah2 di Sekolah Tinggi Kerajaan Sriwijaya diberikan dalam bahasa itu. Agama Buddha amat ditaati dan dipelajari di Kerajaan Sriwijaya. Apakah sebabnya bahwa di Kerajaan Sriwijaya tidak terdapat candi2 Buddha yang indah2 ? Mengapa candi2 itu hanya terdapat di Jawa saja?

Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan-dagang. Rakyat - Kerajaan Sriwija yaitu pelaut. Penghidupan pelaut tidak teratur seperti penghidupan petani. Pelaut banyak merantau. Waktu beristirahat tidak tentu. Waktu bekerja tidak tentu. Petani selalu beristira’hat, bila padi sudah ditanam. Ia beristirahat sampai waktu pemotongan padi.

Rakyat Kerajaan Sriwijaya sukar dikenakan kerja-paksa (= rodi = buncang-haji). Lagi pula penduduk Kerajaan Sriwijaya tidak cukup banyak untuk diperintahkan mendirikan candi2. Meskipun Kerajaan Sriwijaya kaya-raja tidak mudah juga baginya mendatangkan ahli2 bangunan. Budak-belian untuk membuat candi2 tak mudah dikerahkan. Bekas2 agama Buddha di Kerajaan Sriwijaya, tidak banyak, karena tidak cukup orang dan waktu untuk menciptakan bangunan2 yang indah2.

Kerajaan Sriwijaya masyhur sebagai negeri agama Buddha, yakni pusat ilmu teologia: Suwarna-dwipa (= Andalas) adalah markas-besar agama Buddha di Timur dan pendeta-tertingginya adalah ahli teologia yang tertinggi pada zaman itu. Demikian ucapan seorang murid Dharmakirti mahaguru Kerajaan Sriwijaya, yang bernama Dipangkara Sjrij-nyata (± 1000). Dipangkara adalah pedeta Buddha yang tersohor dan terbesar di Tibet (± 1000).


3. Sumber-sumber Berita Kerajaan Sriwijaya

a. Berita Cina

Berita ini ditulis oleh I-tsing. Ia sebagai pendeta Budha ingin melawat ke India. Dalam perjalanannya singgahlah ia di Kerajaan Sriwijaya. Di sinilah I-tsing mempelajari tatabahasa Sanskerta, selama enam bulan. Kecuali di Kerajaan Sriwijaya, I-tsing juga singgah di Kerajaan Melayu.
Setelah sepuluh tahun tinggal di India, pada tahun 685 kembalilah I-tsing ke Kerajaan Sriwijaya. Empat tahun ia tinggal di Kerajaan Sriwijaya. Perjalanan I-tsing ke India dan Kerajaan Sriwijaya ditulisnya sebagai catatan. Catatan I-tsing inilah kemudian dapat kita jadikan salah satu sumber dalam mempelajari sejarah Kerajaan Sriwijaya.

b. Lima buah prasasti di Sumatera

Di Sumatera terdapat lima buah prasasti, yang dapat dijadikan sumber dalam mempelajari sejarah Kerajaan Sriwijaya. Lima buah prasasti tersebut bertuliskan huruf Pallawa, dan berbahasa Melayu Kuno. Kelima buah prasasti itu terdapat di:
—dekat Palembang, yaitu prasasti: Kedudukan Bukit, Talang Tuo, dan Telaga Batu.
—Kota Kapur (Bangka).
—Karang Birahi (Jambi hulu).


4. Kemajuan-kemajuan  Kerajaan  Sriwijaya

Puncak kemajuan Kerajaan Sriwijaya tercapai pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra. Raja yang cakap bernama Balaputradewa. Ia naik tahta pada tahun 850. Di bawah pemerintahannya Kerajaan Sriwijaya tampil sebagai negara besar. Pada masa pemerintahan Balaputradewa, banyak putra Kerajaan Sriwijaya yang dikirimkan belajar ke luar negeri. Terutama ke perguruan tinggi Nalanda di Benggala India




Salah satu bangunan yang menunjukkan kemajuan Kerajaan Sriwijaya ialah candi di Muara Takus. Candi itu berbentuk stupa. Muara Takus terletak di hulu Sungai Kampar (Sumatra).


5. Berakhirnya Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya mulai lemah sejak abad ke-l 1. Kelemahan  Kerajaan Sriwijaya antara lain disebabkan oleh peristiwa-peristiwa sebaga berikut:

a.Serangan Raja Rajendra dan Colamandala (India).

Pada tahun 1025 Kerajaan Sriwijaya diserang oleh Colamandala. Sri Sanggrawijayatunggawarman Raja Kerajaan Sriwijaya yang bertahta pada waktu itu ditawan. Sesudah peristiwa inii Kerajaan Sriwijaya masih tetap berdiri. Namun demikian keadaannya lemah.

b. Serangan Raja Kertanegara dari Singasari.

Pada tahun 1275 Raja Kertanegara menyerang Melayu. Peristiwa itu terkenal dengan nama expedisi Pamalayu. Karena Melayu merupakan bagian kekuasaan Kerajaan Sriwijaya, maka expedisi Pamalayu itu makin memperlemah Kerajaan Sriwijaya.

Dengan berdirinya. Kerajaan Majapahit, Kerajaan Sriwijaya makin tenggelam. Akhirnya pada tahun 1377 tamatlah riwayat Negara Nasional Indonesia pertama atau Kerajaan Sriwijaya tersebut.



Kerajaan-kerajaan Tertua di Indonesia

Kepulauan Indonesia terletak di antara dua samudra. Indonesia dan Teduh. Bagian barat tanah air kita terletak di tepi Selat Malaka. Sejak dulu perdagangan laut antara Timur dan Barat senantiasa melewati Selat Malaka. Dan negeri Cina menuju ke India. Hal ini berarti, bahwa telah berabad-abad pula bangsa kita bergaul dengan bangsa-bangsa lain. Pergaulan antar bangsa ini menimbulkan pertukaran kebudayaan. Kebudayaan kita mempengaruhi kebudayaan bangsa lain, demikian juga sebaliknya.

Kebudayaan dari luar yang kuat pengaruhnya terhadap kebudayaan kita ialah kebudayaan India. Kebudayaan ini masuk ke Indonesia kira-kira pada permulaan tarikh Masehi. Dengan adanya pengaruh kebudayaan India, maka kebudayaan Indonesia mengalami  perubahan besar. Karena terpengaruh oleh kebudayaan India, maka jabatan kepala suku berubah menjadi raja. Sedangkan desa berubah menjadi kerajaan. Itulah sebab timbulnya kerajaan-kerajaan di Indonesia. Baik kerajaan Indonesia Hindu, maupun kerajaan Indonesia Budha.

Kerajaan Indonesia Hindu tertua pertama di Indonesia berturut-turut dapat disebutkan sebagai berikut:

Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai ialah kerajaan Indonesia Hindu yang tertua, Terletak di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Tentang kerajaan ini dapat diketahui dari 7 buah prasasti, yang terdapat di Muara Kaman. Prasasti Muara Kaman bertuliskan huruf Pallawa, dengan bahasa Sanskerta, dan disusun dalam bentuk syair. Melihat bentuk tulisan dan bahasanya, diduga prasasti itu didirikan kira-kira tahun 400 M. Pada prasasti Muara Kaman tersebut diceritakan, bahwa raja pertama Kutai bernama Kudungga Kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Aswawarman.

Raja Aswawarman juga disebut Wamsakarta, yang berarti pembentuk keluarga. Aswawarman mempunyai 3 orang putra. Seorang di antaranya ialah Mulawarman. Beliaulah yang kemudian menggantikan tahta ayahandanya. Raja Mulawarman baik budi dan pemurah. Beliau pernah mengurbankan 1.000 ekor lembu untuk disedekahkan kepada rakyatnya. Dan Raja Mulawarman itulah yang membangun tugu di Muara Kaman. Bilamana Kerajaan Kutai berakhir, tidak ada keterangan yang diperoleh.


Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara ialah kerajaan Indonesia Hindu. Berdiri pada abad ke-5 M di Jawa Barat. Bukti-buktinya berupa 7 buah prasasti. Lima di antara prasasti tersebut terdapat di Bogor. Yaitu di Ciaruteun, Kebon Kopi, Jambu, Pasir Awi, dan Muara Cianten. Sebuah lagi terdapat di Tugu, dekat Jakarta. Sedang yang sebuah lagi terdapat di Lebak, Banten Selatan. Prasasti ini berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Berbentuk syair.

Kerajaan Tarumanègara diperintah oleh raja Purnawarman. Pada prasasti Ciaruteun terdapat gambar telapak kaki raja Purnawarman. Diterangkan, bahwa telapak kaki tersebut seperti telapak kaki Dewa Wisnu. Purnawarman ialah seorang raja yang senantiasa memikirkan kesejahteraan rakyatnya. Pada masa pemerintahannya digalilah sebuah saluran atau sungai. Yaitu Sungai Gomati, untuk mengairi sawah-sawah rakyat, dan sebagai pencegah banjir. Panjang sungai tersebut 12 km, dikerjakan dalam waktu 21 hari.

Tujuh buah prasasti di Jawa Barat merupakan salah satu sumber untuk mengetahui keadaan Kerajaan Tarumanegara. Sumber lain ialah cerita Fa Hien, seorang Cina yang beragama Budha. Pada suatu ketika Fa Hien berlayar ke India. Dalam perjalanan pulang ia berlabuh di Ye-p’ 0-ti, karena perahu yang ditumpanginya. dilanda topan. Adapun yang dimaksudkan Ye-p’o-ti ialah Jawa dwipa atau pulau Jawa. Lima bulan lamanya Fa Hien tinggal di Kerajaan Tarumanegara. Oleh karena itu ia dapat menceritakan, bahwa pada masa itu belum banyak orang yang memeluk agama Budha. Setelah Purnawarman wafat tidak diketahui siapa penggantinya. Dan bila berakhirnya kekuasaan Tarumanegara pun tidak diketahui dengan pasti.

Kerajaan Kaling

Pada abad ke-7 berdirilah Kerajaan Kaling di Jawa Tengah. Kaling adalah kerajaan yang sangat kaya. Rakyatnya hidup makmur dan tenteram. Mereka telah dapat menulis, dan mengetahui ilmu perbintangan. Pada tahun 674 kerajaan Kaling diperintah oleh ratu Sima. Pemerintahannya sangat keras. Ratu menghendaki agar rakyat Kaling benar-benar menjadi orang-orang jujur.

Mereka dilarang keras mencuri atau mengambil barang milik orang lain. Perintah dan larangan ratu ternyata diindahkan rakyat. Rakyat kerajaan Kaling sungguh jujur. Jika ada barang tercecer atau tertinggal di suatu tempat, barang tersebut tetap selamat. Tidak ada seorang pun berani mengambilnya.

Pada tahun 664 datanglah di Kaling, seorang pendeta Cina bernama Hwi-ning. Ia tinggal di kerajaan Kaling tiga tahun lamanya. Selama di Kaling ia berusaha menterjemahkan salah satu kitab agama Budha Hinayana, ke dalam bahasa Cina. Dalam usaha tersebut ia bekerja bersama-sama dengan seorang pendeta dari Kaling, bernama Jnanabhadra. Kerajaan Kaling merupakan salah satu pusat ilmu agama Budha. Khususnya Budha Hinayana.

Kategori

Kategori