1.
Pendahuluan.
Nama
Mataram terkenal di Indonesia sebagal sebutan daerah Jokja. Terkenal juga
sebagai nama kerajaan Mataram di daerah itu. Sebelum kerajaan Mataram di Jokja
itu didirikan, terdapatlah di Jawa-Tengah suatu negara Mataram yang disebut
Medangi-bhumi-Mataram. Kerajaan Mataram meliputi seluruh Tanah Air kita. Dan
beberapa daerah di India, Indocina, dan Malaya termasuk negara Mataram juga.
Mataram amat termashur, karena luas dan kuat sekali.
Maka
oleh karena itu cita2 Bangsa kita selalu terpengaruh oleh Medang-i-bhumi
Mataram. Kita selalu berusaha agar kebesaran Indonesia-Mataram bangkit lagi.
Mataram (di Jokja) adalah usaha mendirikan Medang-i-bhumi-Mataram lagi oleh
Sultan Agung.
Kebesaran
Mataram itu terasa dimana-mana: Borobudur, Mendut dsb.
Akan
tetapi sejarah Mataram tidak diketahui dengan pasti. AhIi2 Sejarah Indonesia
belum dapat menentukan riwajat kerajaan besar itu. Mungkin sekali rahasia Mataram
akan terbuka bila banyak pemuda Indonesia sanggup menjadi ahli Sejarah
Kebangsaan.
2.
Timbulnya Mataram.
Pengetahuan
kita tentang Mataram sedikit sekali. Riwajat-Mataram tentu berubah bila para
ahli2 Sejarah Indonesia mengumumkan hasil2 penyelidikan yang lebih lanjut. Negara
Medang-i-bhumi-Mataram terletak di Jawa-Tengah. Nama negara itu sebenarnya
Medang dan ibu kota disebut Medang Kamulan (terletak didaerah Brobogan-Purwodadi). Medang
Kamulan artinya Medang yang mula2, Medang yang tertua atau Medang asli. Nama ini
menunjukkan bahwa ibu-kota (keraton) kemudian berpindah keláin daerah.
Di
zaman permulaan keraton Medang, pulau Jawa lain benar bentuknya dari-pada sekarang. Gunung Muria masih merupakan
pulau. Kali Lusi masih merupakan suatu teluk. Semarang belum ada dan
terdapatlah disitu pelabuhan Bergota.
Kerajaan
Medang Kamulan meliputi daerah Semarang, Demak dan Purwodadi, Sepanyang pantai
Laut Jawa, teluk Maria dan teluk Lusi.
Daerah
ini menyerupai Sriwijaya, Taruma Negara. Medang terletak dipantai, dan mempunyai
pelabuhan yang amat baik (Bergota). Oleh
karena itu Medang menjadi negara perniagaan. Seperti negara Mulawarman di
Kutai, dan seperti Sri Wijaya, Bergota itu bandar-penimbun-barang dari Indonesia-Timur. Bergota
adalah bandar-transito: pedagang-pedagang datang untuk menukarkan barangnya
dengan barang yang tersedia disitu. Bergota merupakan pusat perdagangan di
Indonesia-Tengah dan Indonesia-Timur.
Kecuali
itu Bergota juga menjadi bandar-perbekalan: kapal2 datang membeli bahan makanan
dan air. Kapal2 berlabuh untuk menunggu musim baik. Bergota mudah benar menjadi
bandar-perbekalan, karena persediaan garam. Penduduk
Medang cukup padat untuk memelihara sawah dan empang2 garam. Pesisir cukup banyak
orangnya untuk berlayar dan berniaga. Sri-Wijaya
hanya merupakan Negara berdagang, Taruma adalah negara-petani. Karena kedudukan
yang baik dan karena tanah yang subur serta penduduk yang padat. Medang
dapat meningkat menjadi negara-berdagang dan negara-petani.
Karena
perdagangan terus meluas, Bergota makin lama makin ‘banyak membutuhkan perbekalan
beras. Selama Medang dapat memenuhi kebutuhan itu, tidak terjadi suatu apa.
Akan tetapi setelah kebutuhan bertambah 2 besar, berubah siasat Medang. Bila
persediaan perbekalan tidak cukup, kapal2 tidak akan berlabuh lagi di Bergota.
Bila pelayaran berkurang, penghasilan keraton berkurang juga. KapaI2
itu membayar béa, perdagangan beras menimbulkan kekajaan yang tidak sedikit.
Maka mati-hidup keraton Medang tergantung dan penghasilan beras.
Setelah
ternyata bahwa Medang kekurangan beras, mulailah Medang meluaskan daerahnya.
Perluasan daerah ini terjadi ke-Selatan dan ke-Timur. Perluasan atau ekspansi
Medang ialah ekspansi ke-daerah2 yang menghasilkan padi dan terutama tanah
datar Kedu adalah daerah padi
3.
Agama Syiwa di Medang.
Perniagaan
dan pelayaran Medang menghubungkan keraton dengan daerah2 lain di Indonesia dan
daerah2 diluar Indonesia. Perhubungan dengan India membuka Medang: keraton
Medang dihindukan. Raja
Medang yang pertama terkenal dengan nama Sanna dan setelah ia menghindukan
negaranya, ia disebut Sanna-ha. Keraton Medang makin lama makin maju dan jumlah
orang Hindu yang didatangkan bertambah banyak. Agama Syiwa menjadi agama-negara
di keraton dan di desa. Oleh karena itu candi2 Syiwa didirikan di Medang.
Candi
itu didirikan untuk memakamkan raja2. Jenazah dibakar dan abu disimpan dalam
tempayan emas. Tempayan itu disimpan dalam candi dan diatas abu itu ditempatkan
arca-raja. Menurut
kepercayaan nenek-moyang kita, roh nenek-moyang itu bersemayam digunung2 yang
tinggi. Roh nenek-moyang raja2 berkumpul di pegunungan Diyeng atau Di.-htyang
(tempat héyang = tempat kediaman nenek moyang) dibawah perlindungan ‘dewa2.
Adapun dewa2 itu bersemayam disitu juga.
Maka
dibuatnya candi2 atau makam2 nenek moyang di pegunungan Diyeng itu. Karena tinggi
amat tempat penyembahan nenek moyang raja2 itu, dibuatnya tangga batu ke_candi2
itu. Dapatlah dibayangkan betapa hebatnya pawai raja dengan pengikutnya, bila
satu tahun sekali berdatang sembah kehadlirat nenek-moyang di Diyéng. Candi2
di Diyéng menunjukkan ‘betapa hebatnya kerajaan Medang itu kala,berkuasa! Untuk
membuat candi itu amat banyak orang dibutuhkan dan teranglah bahwa Medang itu
padat penduduknya. Pembuatan
candi2 itu terjadi atas perintah raja dan dikerjakan ‘oleh rakyat. Rakyat harus
bekerja untuk raja atau menyalankan kerja-paksa, rodi atau buntyang-haji.Ahli2
Indonesia yang dididik oleb ahli2 Hindu dan sering dibantu oleb orang Hindu
adalah pencipta candi2 itu.
4.
Ekspansi Medang.
Sanna-ha
digantikan oleh Sandjaya atau Samjaya artinya yang amat jaya, yang dapat
menaklukkan segala sesuatu. Ia terkenal juga dengan nama kebesarannya: Srji
Wiria-wairi-mathana-anugata-bhidhanah = Ia yang senama dengan pahlawan yang
membinasakan semua musuh. Sanjaya
memang raja yang luar Nasa. Ta dapat menguasai seluruh Tanah Air kita serta
meluaskan daerahnya di Indo-Cina, Malaya dan India. Namanya
terkenal di India dan amat dihormatilah ía sebagai raja yang gagah perkasa.
Adapun
ekpansi Medang yang luar biasa itu mungkin, karena Medang dapat memeliliara
angkatan-laut yang kuat serta angkatan darat yang besar. Mudah difahamkan hal
ini, bila dipertandingkan dengan Sri-Wijaya. Perluasan
perniagaan selalu bersamaan dengan perluasan angkatan-perang. Bila kapal2
dagang tidak dilindungi oleh kapal2 perang, bajak laut yang ‘berkuasa.
Perluasan perniagaan berarti juga
perluasan-daerah pangkalan angkatan-Iaut harus tersedia diseluruh daerah.
Medang
juga negara-petani yang padat penduduknya. Berkat penduduk yang padat itu,
dapatlah disusun suatu angkatan-darat yang kuat. Setiap petani wa jib memanggul
senjata untuk kepentingan raja. Dengan angkatan-perang itu Sanjaya dapat
meluaskan daerahnya dengan mudah: angkatan
laut untuk bergerak ‘diluar Jawa, angkatan darat mengikut untuk merebut dan
menduduki daerah2 baru. Sri Wijaya pun dapat dikalahkan dan diduduki.
Dari sini Rahiyang Sanjaya menjeberang
ke Malayu. Kemir (Kamboja) diperangi, rahiyang Gana dikalahkan. Kelingpun
(India-Selatan) diserang.
Sri Wijaya dikalahkan, Barus diserang,
ratu Ojajadana ditaklukkan.
Tiongkok (Campa) diserang, Pati
Sarikaladarma ditaklukkan. Kemudian Rahiyang Sanjaya bertolak dari tanah
seberang ke Galuh
Cerita Parahiyangan.
Sanjaya
dapat mendirikan kerajaan yang belum pernah ada di Indonesia: Indonesia, Malaya,
Indo-Cina. Kerajaan inilah yang menjadi idam-idaman Bangsa kita seterusnya dan cita2
Indonesia-Raja iniIah yang selalu dikejar ‘oleh Dharmmawangsyah, Kertanegara
dan Gajah Mada. Karena
kedudukan yang kuat •dan hebat itu putera Sanjaya berpermaisurikan seorang
puteri India, dewi Tara. Dewi Tara adalah puteri Dharmmapala raja Benggala. Putera
itulah yang menjempurnakan Medang dan terkenallah ía dengan nama Sjri Maharaja
Kariyàna Panamkaranah atau Pancapana Rakai Panangkaran atau Samarotungga (= yang
terkemuka dalam peperangan).
5.
Agama Buddha dalam Negara Mataram.
Sanjaya
dan Pancana itu pemeluk agama Syiwa. Kedua raja itu amat berjasa dalam
mengembangkan agama Syiwa. Mereka itu mendirikan candi’ untuk pemakaman raja dan
untuk menyembah Syiwa. Candi’
dipegunungan Diyéng diperbesar dan diperindah. Dibuatnya pula candi2 baru di
Prambanan yakni
a.
candi2 untuk menjembah Syiwa
b.
candi2 untuk memakamkan raja2 dan untuk menyembah roh nenek-moyang raja2.
Bagi
rakyat candi2 itu sama artinya. Sebab roh2 nenek-moyang raja sudah bersatu
dengan Syiwa. Maka bila rakyat menjembah Syiwa, sama artina dengan menjembah
roh nenek-moyang raja. Raja yang masih hiduppun disembah, sebab raja itu penjelmaan
Syiwa. Pengembangan
agama Syiwa amat penting bagi raja. Penjembahan Syiwa berarti penjembahan raja
dan makin hebat rakyat menjembah Syiwa, makin kuasalab raja.
Bila
raja disembah sebagai Syiwa, rakyatt mengakui raja sebagai Syiwa. Sudah tentu rakyat dengan ikhlas dan
rela membaktikan kepada raja, harta, jiwa-raga, anak, isteri. Dengan
agama Syiwa raja2 dapat memungut hasil yang sebanyak-banyaknya dari rakyat.
Penjerahan hasil-bumi, ternak, harta benda dan juga tenaga untuk mendirikan candi2
yang besar, istana dan juga untuk memelihara bangunan2 itu.
Pancapana
tidak memajukan agama Syiwa saja, ia mengembangkan agama Buddha juga. Hal ini
aneh tampaknya. Pancapana sendiri beragama Syiwa. Akan tetapi Dewi Tara
‘beragama Buddha-Mahayana. Dewi Tara amat berusaha agar agama Buddha tersiar juga
di Mataram. Usaha itu dibantu benar’ oleh Pancapana. Agama
Buddha lambat laun memasuki keraton dan banyak benar kaum bangsawan yang menjadi
penganut Buddha Raja2 Mataram sesudah
Pancapana memeluk agama Buddha.
Pada
tahun 778 Pancapana memerintahkan membuat candi Buddha di Kalasan. Candi itu
hebat benar. Ditempatkan dalam candi itu arca perunggu, melukiskan Dewi Tara. Candi
Kalasan kemudian diikuti oleh candi Borobudur, Mendut, Pawon dsb. Diantara candi
itu candi Borobudurlah yang paling hebat dan paling indah. Candi
Prambanan adalah candi-Syiwa yang terindah. candi Borobudur adalah candi Buddha
yang tak ada taranya diseluruh dunia.
Menurut
penjelidikan Dr. G.J. de Gasparis demikianlah arti candi2 itu : Candi
Pawon-Mendut-Borobudur itu merupakan rangkaian candi Buddha yang besar (Pa-abu-an
= Pa-awu-an = Pawon) Tempat pemakaman raja atau tempat menyimpan abu- jenazah
raja.
Adalah pulau mulia, bernama jawa, yang
tidak ada bandingannya tentang basil buminya, terutama hasil padi:
Kaya akan tambang emas yang semata-mata
diakui kepunyaan oleb para dewata;
pulau yang penuh dengan tempat’ pemujaan
suci, terutama pemujaan Iingga, tempat yang sangat mulia dan mengherankan, yang
didirikan didaerah suci. Kunjarakunja namanya, untuk keselamatan dan kemakmuran
dunia”.
Prasasti Sanjaya
Prof. Dr. Poerbacaraka — Riwajat
Indonesia
muka 54/55
Medang
disebut Kunjarakunja karena menyerupai suatu daerah suci di India. Kemudian
timbul nama Medang-i-bhumi Mataram atau Medang ditanah Mataram. Arti kata
Mataram ialah : yang sesuai dengan ibu atau yang menyerupai ibu (matr = ibu).
Medang-i-bhumi-Mataram berarti Medang yang terletak disuatu negeri yang menyerupai
Ibu. Yang
dimaksud dengan ibu ialah daerah suci di India : lembah sungai Gangga. Maka jelaslah
bahwa Medang itu suatu negeri yang terletak dalam daerah yang menyerupai tanah
suci di India.
Raja2
Syailendra dapat mengubah suatu daerah di Jawa, hingga daerah itu menyerupai
Iembah sungai suci Gangga. Dapat juga dikatakan bahwa Mataram menandingi tanah
suci India, dengan tanah suci dalam negaranya sendiri. Perhatikanlah peta dan
bandingkan Iembah Gangga —> Iembah Praga.
Mataram
dengan bangga menandingi India dengan tidak meniru secara membabi buta.
Borobudur tidak sama dengan suatu candi di India. Borobudur merupakan gunung
maha-meru (atau su-meru) tempat bersemayam nenek-moyang Syailendra. Candi2
Pawon-Mendut-Borobudur melukiskan riwajat nenek-rnoyang-raja2 yang menjadi
sempurna, yakni menjadi Buddha.
Mataram
tidak hanya negara-Buddha saja, akan tetapi juga negara-Syiwa. Candi Prambanan
atau candi Sewu melukiskan kebesaran nenek-moyang yang sudah bersatu dengan Syiwa. Maka
Medang-i-bhumi-Mataram tidak saja rnenjadi negara-besar akan tetapi juga menjadi Negara kebangsaan. Besar
tidak karena meniru, akan tetapi besar dengan keyakinan sendiri, menurut adat kebiasaan
sendiri. Mataram dapat mempergunakan ilmu2 dari India untuk meyempurnakan diri sendiri.
7.
Runtuhnya Mataram.
Kerajaan
Mataram hanya berdiri ± 100 tahun, antara 732 dan 850. Pancapana berputera dua
orang dan kepada kedua puteranya inilah negara diwariskan. Maka pecahlah negara
itu menjadi dua negara:
a.
Mataram dibawah Rake Panunggalan.
b.
Sri Wijaja dibawah Balaputradewa. Sejarah Mataram selanjutnya belum diketahui.
Dapat ditentukan bahwa, kekuatan negara lenyap, bila persatuan negara pecah.
Ketahuilah bahwa Tanah Air kita pernah berdiri sebagai negara yang terbesar di
AsiaTenggara!
Bila,
bila kita memulihkan kebesaran itu ? Apakah pekerjaan anak-cucu
Medangi-bhumi-Mataram sekarang?